Jumat, 06 Januari 2012

KARDIOVASKULAR


Halaman Judul

KARDIOVASKULAR
OLEH :

LUH RELO SRI NINGSIH
10.321.1012
A4-G

STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN AJARAN 2011/2012


KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat Beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan Kebutuhan Eliminasi Uritepat pada waktunya.
            Berbagai bantuan berupa bimbingan, perhatian dan dorongan sungguh berarti dan berharga bagi kami dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa hasil makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan penulisan ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.



                                                                                    Denpasar,  13 Juni 2011


                                                                                                    Penyusun






BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Latar belakang dari pembutan makalah ini adalah untuk mengetahui struktur anatomi, fisiologi, biofisika dan biokimia kardiovaskuler. Jantung merupakan organ penting dan paling vital yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup. Tanpa adanya jantung ini, manusiatidak dapat bertahan hidup.
Sekilas mengenai jantung. Jantung adalah organ berongga yang memiliki 4 ruang, terletak di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior) sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI, dua jari di bawah papilla mamae. Apeks jantung terletak pada interkosta kelima kiri pada garis medio-klavikularis.

Berdasarkan permasalahan yang telah teruraikan dalam latar belakang penulisan ini, maka dapat dirumuskan permasalahannya ialah sebagai berikut :
1.                  Bagaimana struktur anatomi dari kardiovaskuler ?
2.                  Bagaimana fisiologi dari kardiovaskuler ?
3.                  Bagaimana biofisika dari kardiovaskuler ?
4.                  Bagaimana biokimia dari kardiovaskuler ?


1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan ini adalah untuk :
1.                  Mengetahui struktur anatomi dari kardiovaskuler.
2.                  Mengetahui fisiologi kardiovaskuler.
3.                  Mengetahui biofisika dari kardiovaskuler.
4.                  Mengetahui biokimia dari kardiovaskuler.

 

1.4 Manfaat Penulisan

Manfaat yang dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.                  Memberikan gambaran umum mengenai struktur anatomi kardiovaskuler.
2.                  Memberikan gambaran umum mengenai struktur fisiologi kardiovaskuler.
3.                  Memberikan gambaran umum mengenai biofisika kardiovaskuler.
4.                  Memberikan gambaran umum mengenai biokimia kardiovaskuler.


















 

BAB II

PEMBAHASAN

 

1.           Jantung
Jantung terletak di dalam rongga mediastinum dari rongga dada diantara kedua paru. Sistem Kardiovaskuler terdiri dari darah,jantung dan pembuluh darah. Jantung terletak di dalam mediastinum di rongga dada. 2/3 nya terletak di bagian kiri, 1/3 nya terletak di bagian kanan dari garis tengah tubuh. Proyeksi jantung kanan secara visual pada permukaan anterior adalah dibawah sternum dan tulang iga. Pada bagian permukaan inferior ( Apeks dan batas kanan jantung) diatas diafragma. Batas jantung kanan (yang meluas kebagian inferior dan basal) bertemu dengan paru kanan. Batas jantung kiri (yang meluas dari basal ke apeks) bertemu dengan paru kiri. Bentuknya Menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Disebelah bawah agak runcing disebut apeks kordis.

A.          Otot Jantung
Otot jantung bersifat lurik dan involunter sehingga dapat berkontraksi secara ritmis dan otomatis. Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yakni otot atrium, otot ventrikel, dan serat otot khusus penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Otot jantung mempunyai miofibril-miofibril tertentu yang mengandung filamen aktin dan miosin, yang hampir identik dengan filamen yang dijumpai di dalam otot rangka.
Otot jantung bersifat saling sinsisium, artinya satu otot dengan otot lainnya saling berhubungan. Di otot jantung juga ditemukan daerah-daerah gelap yang menyilang serta-serat otot jantung yang disebut sebagai diktus interkalatus; namun sebenarnya diktus interkalatus sebenarnya merupakan membran sel yang memisahkan masing-masing sel otot jantung satu sama lainnya. Otot jantung hanya terdapat pada miokard (lapisan otot jantung) dan dinding pembuluh darah. Gambaran umumnya berupa serat-serat yang jalannya paralel dengan banyak guratan melintang terdapat jaringan ikat halus pada endomisium, mengandung pembuluh darah kecil dan pembuluh getah bening.
Miofilamen mengandung aktin dan miosin yang sama dengan otot rangka. Miofilamen hanya terbatas pada sel-sel otot itu sendiri dan tidak melintasi sel otot. Jaringan ikat tidak banyak terdapat pada otot jantung , tetapi hanya terdapat pada serat-serat berupa endomisium yang penuh kapiler darah dari otot rangka . Kapiler limfe banyak terdapat pada otot jantung sedangkan saraf otonom halus memberikan persarafan pada otot jantung.

B.           Lapisan Jantung
Lapisan jantung terdiri dari perikardium, miokardium, dan endokardium.
a.            Perikardium : lapisan ini merupakan kantong pembungkus jantung yang letaknya dalam mediastinum minus, posterior terdapat korpus sterni dan rawan iga ke 2 sampai dengan iga ke 6.
v  Perikardium viseral (fibrosum) : bagian kantung yang membatasi pergerakan jantung terikat dibawah sternum tendinium diagfraghma, bersatu dengan pembuluh darah besar melekat pada sternum melalui ligamentum sternoperikardial.
v  Perikardium pariental (serosum) : membatasi perikardium fibrosum dengan perikardium serosum disebut epikardium, mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas.
Diantara dua lapisan jantung ini terdapat lendir yang berfungsi sebagai pelicin untuk menjaga agar pergesakan antara perikardium tidak menimbulkan ganguan terhadap jantung. Pada permukaan posterior jantung perikardium serosum membentuk vena besar disebut sinus obligus dan sinus transverses.
b.            Miokardium : lapisan jantung menerima darah dari arteri koronaria. Arteri koronaria sinistra bercabang menjadi arteri desendens anterior dan tiga arteri sirkumfleks. Arteri koronaria dekstra memberikan darah untuk sinoatrial node, ventrikel kanan, dan permukaan digafragma ventrikel kanan. Vena koronaria mengembalikan darah ke sinus dan bersirkulasi langsung ke dalam paru-paru. Susunan otot jantung (miokardium) :
Ø  Susunan otot atria : serabutnya sangat tipis , kurang teratur dan tersusun dalam dua lapisan. Lapisan luar mencangkup kedua arteria sehingga terlihat paling nyata. Dibagian depan atria beberapa serabut masuk ke dalam septum atrioventrikular. Lapisan dalam terdiri atas serabut- serabut berbentuk lingkaran.
Ø  Susunan otot ventrikel : membentuk bilik jantung yang dimulai dari cicin atrioventrikular sampai apeks jantung.
Ø  Susunan otot atrioventrikular : merupakan dinding pemisah antar atrium dan vertikel.
c.             Endokardium : dinding dalam atrium (endokardium) diliputi oleh membran yang mengikat terdiri atas jaringan endotel (selaput lendir yang licin). Bagian ini memiliki kumpulan otot paralel yang mengarah ke depan krista. Mengarah ke aurikula dari ujung bawah krista terminal terdapat sebuah lipatan endokardium menonjol yang dikenal sebagai valvula vena kava inferior yang terletak di depan muara vena inferior menuju ke sebelah tepi dan disebut fossa ovalis. Di antara atrium kanan dan vebtrikel kanan terdapat hubungan melalui orifisium artikulare.



C.          Bagian-Bagian Jantung
a.            Basis kordis : bagian jantung sebelah atas yang berhubungan dengan pembuluh darah besar (aorta asendens, arteri pulmonalis, vena pulmonalis, dan vena cava superior). Basis kordis dibentuk oleh atrium kiri dan atrium kanan sedangkan posterior dibentuk oleh aorta desendens, esofagus, vena azigos, dan duktus torasikus setinggi vertebra torakalis ke 5 sampai ke 8.
b.            Apeks kordis : adalah bagian bawah jantung yang berbetuk kerucut tumpul. Bagian ini dibentuk oleh ujung vebtrikel kiri dan dinding toraks dan ditutupi oleh paru- paru dan pleura kiri dan dinding toraks.

D.          Permukaan Jantung
Permukaan jantung (fasies kordis) terdiri atas tiga lapis yaitu
a.            Fasies sternokostalis : permukaan yang menghadap ke depan berbatasan denagn dinding depan toraks dibentuk oleh atrium kanan, ventrikel kanan dan sedikit ventrikel kiri
b.            Fasies dorsalis : permukaan jantung yang menghadap kebelakang , berbentuk segi empat, berbatasan dengan mediastinum posterior dan dibentuk oleh dinding atrium kiri sebagian atrium kanan dan sebagian kecil ventrikel kiri.
c.             Fasies diafragmatika : permukaan bagian bawah jantung berbatasan dengan sentrum tendium diafragma yang dibentuk oleh dinding vebtrikel kiri dan sebagian kecil ventrikel kanan.

E.           Ruang pada Jantung
a.            Atrium Kanan (Atrium Dextra)
Atrium  pada jantung berfungsi sebagai pompa primer yang lemah bagi ventrikel, yang membantu mengalirkan darah masuk ke dalam ventrikel. Ventrikel selanjutnya menyediakan tenaga utama yang dapat dipakai untuk mendorong darah ke sirkulasi pulmonal atau sirkulasi perifer. Atrium kanan terdiri atas rongga utama dari aurikula diluar , sedangkan bagian dalam membentuk suatu rigi krisata terminalis. Bagian atrium yang terletak didepan rigi mengalami trabekulasi aibat berkas serabut otot yang berjalan dari krista terminalis. Muara yang terletak antrium kanan adalah sebagai berikut :
v  Vena kava superior : bermuara ke bagian atas atrium kanan. Muara ini tidak mempunyai katup dan berfungsi mengembalikan darah dari setengah bagian tubuh atas
v  Vena kava inferior : lebih besar dari vena kava superior bermuara ke dalm bagian bawah atrium kanan dan berfungsi mengembalikan darah ke jantung dari setengah bagian tubuh bawah
v  Sinus koronarius : bermuara ke dalam atrium kanan dan bermuara antra vena kava inferior dengan osteum ventrikular yang dilindungi oleh katup yang tidak berfungsi
v  Sinus atrioventrikuler kanan : bagian anterior vena kava inferior dilindungi oleh valvula bikuspinalis, disamping itu banyak muara vena- vena kecil yang mengalirkan darah dari jantung ke dalam atrium kanan.
b.            Atrium Kiri (Atrium Sinister)
Atrim kiri terdiri atas rongga utama dan aurikula yang terletak dibelakang atrium kanan dan membentuk sebagian besar basis (fasies posterior). Pada bagian belakang atrium kiri terdapat sinus obligue perikardium serosum dan perikardium fibrosum. Bagian dalam atrium kiri dan aurikula mempunyai rigi otot seperti aurikula kanan. Muara atrium kiri vena pulmonalis dari masing- masing paru- paru bermuara pada dinding posterior dan tidak mempunyai katup, osteum ventrikuler kiri yang dilindungi oleh valvula mitralis.
c.             Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan berhubungan dengan atrium kanan melalui osteum atrioventrikuler dekstrum dan dengan traktus pulmonalis melalui osteum trunkus pulmonalis. Lapisan dinding ventrikel kanan jauh lebih tebal daripada atrium kanan.
ü  Valvula trikuspidalis : melindungi osteum atrioventrikuler yang dibentuk oleh lipatan endokardium dan sebagian jaringan fibrosa yang terdiri dari tiga kuspis (trikuspidalis) atau saringan (anterior, septalis, dan inferior). Basis kuspis melekat pada cincin fibrosa rangka jantung. Bila ventrikel berkontraksi, muskulus papilaris berkontraksi mencegah agar kuspis tidak terdorong ke atrium dan tidak terbalik ketika tekanan intraventrikuler meningkat.
ü  Valvula pulmonalis : melindungi osteum pulmonalis yang terdiri ats dua kuspis (saringan) semilunaris arteri pulmonalis yang dibentuk oleh lipatan endokardium disertai sedikit jaringan fibrosa. Mulut muara kuspis arahnya ke atas dan bila arahnya ke dalam trunkus pulmonalis dinamakan sinus. Selama fase sistolik, katup kuspis pada ventrikel tertekan pada dinding trunkus pulmonalis oleh darah keluar. Selama diastolik, darah kembali ke jantung masuk ke sinus , katup kuspis terisi dan menutup osteum pulmonalis.
d.            Ventrikel Kiri
Ventrikel kiri berhubungan dengan atrium kiri melalui osteum antrioventrikuler kiri dan aorta melalui osteum aorta. Dinding vertikel kiri tiga kali lebih tebal dari vebtrikel kanan. Tekanan darah intraventrikuler kiri enam kali lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan dari ventrikel kanan.
v  Valvula mitralis (valvula bikuspidalis). Melindungi osteum antrioventrikularis yang terdiri atas sua kuspis (anterior dan posterior). Kuspis anterior lebih besar dan terletak diantara osteum antrioventrikular dan aorta
v  Valvula semilunaris aorta : melindungi osteum aorta dan strukturnya sama dengan valvula semilunaris arteri pulmonalis. Salah satu kuspis terletak di dinding aorta membentuk sinus aorta anterior yang merupakan asal dari arteri koronaria kana dan sinus posterior kiri yang merupakan asal koronaria kiri.

F.           Bunyi Jantung
Gerakan jantung dapat terdengar dua macam suara yang disebabkan oleh katup-katup yang menutup secara pasif. Bunyi pertma disebabkan oleh menutupnya katup arterio-ventrikuler, dan kontraksi dengan ventrikel. Bunyi kedua karena menutupnya katup aortik dan pulmoner sesuai kontraksi dari ventrikel. Yang pertama adalah panjang dan dempak, dan yang ke dua pendek dan tajam. Demikianlah mak pertama terdengar seperti “lub” dan yang ke dua seperti “dup”. Dalam keadaan normal jantung tidak mengalami bunyi lain, tetapi bila arus darah cepat atau bila ada kelainan pada katup atau salah satu ruangnya, maka dapat terjadi bunyi lain, biasanya disebut “bising”.
Debaran jantung atau lebih tepat debaran apex, adalah pukulan ventrikel kiri kepada dinding anterior yang terjadi selama kontraksi ventrikel. Debaran ini dapt diraba, dan sering dilihat juga ruang interkostal kelima kiri, kira-kira 4 sentimeter dari garis tengah sternum.
Denyut arteri adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba disustu tempat dimana arteri melintasi sebuah tulang yang terletak dekat permukaan. Seperti misalnya: arteri radialis disebelah depan pergelangan tangan , arteri temporalis diats tulang temporal atau arteri dorsalis penis dibelokan mata kaki. Yang teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke dalam aorta melainkan gelombang tekanan yang dialirkan dari aorta dan merambat lebih cepat dari pada darah itu sendiri.
Kecepatan denyut jantung dalam keadaan sehat berbeda- beda, dipengaruhi oleh penghidupan, pekerjaan ,makanan, umur, emosi. Irama dan denyut sesuai dengan siklus jantung. Kalau jumlah denyut ada 70 maka berarti siklus jantung 70 kali semenit juga. Kecepatan normal denyut nadi  (jumlah debaran setiap menit) :
Pada bayi yang baru lahir                            : 140 pada umur 5 tahun 96-100
Selama tahun pertama                                 : 120 pada umur 10 tahun 80-90
Selama tahun kedua                                    : 110 pada orang dewasa 60-80

2.2 Sel Eksitabel

·         Eksitabel sel adalah sel yang dapat menghantarkan impuls atau potensial aksi. Jaringan eksitabel apabila dirangsang dengan adekuat akan memberi respon berupa potensial aksi.

2.3 Pembuluh Darah

Pembuluh ini berbentuk bulat, dengan ukuran berbeda-beda, dan berdiameter antara 0,01 mm hingga 10 mm. Ada tiga macam pembuluh darah, yaitu arteri, vena, dan kapiler. Ketiga pembuluh darah tersebut selalu berhubungan satu dengan lainnya dan membentuk suatu sistem. Arteri berhubungan langsung dengan vena pada bagian kapiler dan venula yang dihubungkan oleh bagian endotheliumnya. Arteri dan vena terletak bersebelahan. Dinding arteri lebih tebal dari pada dinding vena. Dinding arteri dan vena mempunyai tiga lapisan yaitu lapisan bagian dalam yang terdiri dari endothelium, lapisan tengah yang terdiri atas otot polos dengan serat elastis dan lapisan paling luar yang terdiri atas jaringan ikat ditambah dengan serat elastis. Cabang terkecil dari arteri dan vena disebut kapiler. Pembuluh kapiler memiliki diameter yang sangat kecil dan hanya memiliki satu lapisan tunggal endothelium dan sebuah membran basal.
                                                                          
Pembuluh darah pada peredaran darah kecil, terdiri atas :
1.      Arteri pulmonalis, merupakan pembuluh darah yang keluar dari ventrikel dextra menuju ke paru-paru. Mempunyai dua cabang yaitu dextra dan sinistra untuk paru-paru kanan dan kiri yang banyak mengandung CO2 di dalam darahnya.
2.      Vena pulmonalis merupakan vena pendek yang membawa darah dari paru-paru masuk ke jantung bagian atrium sinistra. Didalamnya berisi darah yang banyak mengandung O2.
Pembuluh darah pada peredaran darah besar, terdiri atas :
1.      Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang besar yang keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta accendens lalu membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra, turun sepanjang kolumna vertebralis  menembus diafragma lalu menurun ke bagian perut. Jalannya arteri terbagi atas 3 bagian yaitu :
         a) Aorta Accendens, aorta yang naik ke atas dengan panjang kira-kira 5 cm, cabangnya arteri koronaria masuk ke jantung.
         b) Arkus Aorta, yaitu bagian aorta yang melengkung ke bawahsampai vena torakalis IV. Cabang-cabangnya : Arteri brakia sefalika, atau arteri anomina, arteri subklavia sinistra dan arteri karotis komunis sinistra.
         c) Aorta Decendens, bagian aorta yang menurun mulai dari vertebra torakalis IV sampai vertebra lumbalis IV .
v  Letaknya :
1) Aorta Torakalis , dimulai dari vertebra torakalis IV sampai menembus diafragma. Percabangannya sampai pada dinding toraks dan alat-alat visceral  yang ada di dalam rongga toraks.
2) Aorta Abdominalis, pada vertebra torakalis XII terbagi menjadi 2 : arteri iliaka komunis dextra arteri iliaka komunis sinistra.
Percabangannya sampai pada dinding perut dan alat dalam rongga perut, panggul dan anggota gerak bawah.
v  Peredaran darah kecil :
Darah dari jantung ventrikel dextra à valvula semilunaris à arteri pulmonalis àparu-paru kiri dan kanan à vena pulmonalis.
v  Peredaran darah besar :
Darah dari jantung ventrikel sinistra à valvula semilunaris aorta à aorta à arteri à arteriol à kapiler arteri àkapiler vena à venolus à vena kava à atrium dextra

2.4 Pembuluh Limfe

Struktur pembuluh limfe
Darah yang meninggalkan jantung melalui arteri dan dikembalikan melalui vena dan sebagian cairan meninggalkan sirkulasi dikembalikan melalui saluran limfe yang merembes dalam ruang-ruang jaringan. Susunan pembuluh limfe disebut juga middleman atau susunan tengah karena merupakan susunan antara darah dan cairan jaringan dimana terdapat zat-zat koloid, garam elektrolit tidak dapat masuk kedalam kapiler darah akan tetapi masuk melalui kapiler-kapiler limfe atau saluran limfe.
Struktur pembuluh limfe serupa dengan vena kecil tetapi memiliki lebih banyak katup  sehingga tampak seperti rangkaian merjan. Pembuluh darah limfe yang terkecil atau kapiler, lebih besar dari kapiler darah  terdiri atas selapis endothelium.
Pmbuluh limfe merupakan jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau sebagai rongga limfe di dalam jaringan berbagai organ dalam vili usus terdapat pembuluh limfe khusus yang disebut lacteal yang dijumpai dalam vili usus.
Pembuluh darah afferent menembus kapiler sel dipinggiran yang cembung dam memperdarahi kalenjar dan bercampur dengan benda kecil daripada limfe dan selanjutnya campuran ini dikumpulkan oleh pembuluh afferent yang dikeluarkan melalui vilum.

Saluran limfe mempunyai 2 batang saluran yang sama yaitu :
1)      Duktus torasikus atau duktus limfatikus sinistra, yaitu dimulai dari pembuluh limfe yang bentuknya disebut sinistra kili yang terdapat di depan dari vertebra lumbalis menuju ke bagian atas akhirnya bermuara ke vena brakiosefalika kemudian ke vena kava superior, duktus torasikus ini merupakan kumpulan dari pembuluh limfe yang berasal dari kepala kiri, leher kiri, dada sebelah kiri bagian perut, anggota gerak bawah dan alat-alat dalam rongga perut.
2)      Duktus limfatikus dextra, merupakan pembuluh limfe yang pendek dan panjangnya kira-kira 1,20 cm, menerima limfe dari pembuluh limfe yang berasal dari kepal kanan, leher kanan,  bentuk dan susunan dari pembuluh limfe hampir sama dengan vena. Begitu juga dengan lapisan plasmanya sepanjang salurannya terdapat katup-katup yang terbuka kea rah jantung.

Fungsi pembuluh limfe, antara lain :
1) Mengembalikan cairan dan protein dari jaringan ke dalam sirkulasi darah.
2) Mengangkut limfosit dari kalenjar limfe ke sirkulasi darah.
3) Membawa lemak yang sudah dibuat emulsi dari usus ke sirkulasi darah. Susunan limfe yang melaksanakannya  ini ialah saluran lakteral.
4) Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme.
5) Menghasilkan zat antibody untuk melindungi terhadap kelanjutan infeksi.

Kalenjar Limfe,bentuknya bulat lonjong dengan ukuran kira-kira10-25 mm. Limfe disebut juga getah bening merupakan cairan dimana susunan isinya hamper sama dengan plasma darah dan cairan jaringan. Bedanya ialah : dalam cairan limfe banyak mengandung cairan darah limfosit. Tidak terdapat CO2 dan mengandung sedikit O2, dan cairan limfe berasal dari usus yang mengandung zat lemak.
Cairan limfe ini dibentuk dan berasal dari cairan jaringan melalui difusi atau filtrasi ke dalam kapiler-kapiler limfe dan seterusnya akan masuk kedalam peredaran darah melalui vena. Fungsi kalenjar limfe terdiri dari :
1) Menyaring cairan limfe dari benda-benda asing.
2) Pembentukan limfosit.
3) Membentuk antibody.
4) Pembuangan bakteri-bakteri.
5) Laktealnya berfungsi untuk membantu rotogsi lemak.

Faktor-faktor yang memungkinkan cairan limfe bergerak :
1)      Kontraksi otot-otot akan menekan cairan limfe bergerak.
2)      Pada inspirasi dan ekspirasi rongga dada, mengakibatkan adanya perubahan tekanan.
3)      Massage tubuh (pemijatan tubuh).

2.5 Fisiologi

1.      Hemodinamika Jantung
Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekana tinggi ke daerah bertekanan rendah. Tekanan yang bertanggung jawab terhadap aliran darah dalam sirkulasi normal dibangkitkan oleh kontraksi otot ventrikel. Ketika otot berkontraksi darah terdorong dari vebtrikel ke aorta selama periode dimana tekanan ventrikel kiri melebihi tekanan aorta. Bila kedua tekanan menjadi seimbang katup aorta akan menutup dan keluaran dari vebtrikel kiri terhenti. Darah yang telah memasuki aorta akan menaikkan tekanan darah pembuluh darah tersebut. Akibatnya terjadi perbedaan tekanan yang akan mendorong darah secara progresif ke arteri, kapiler, dan ke vena. Darah kemudian kembali ke antrium kanan karena tekanan dalam kamar ini lebih rendah dari tekanan vena. Perbedaan tekanan juga bertanggung jawab terhadap aliran darah dari arteri pulmonalis ke paru dan kembali ke antrium kiri. Perbedaan tekanan dalam sirkulasi pulmonal secara bermakna lebih rendah dari tekanan sirkulasi sitemik karena aliran di pembuluh darah pulmonal lebih rendah.
2.      Elektrofisiologi Jantung
Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion (partikel bermuatan seperti natrium, kalium dan kalsium) bergerak menembus membran sel. Perbedaan muatan listrik yang tercatat dalam sebuah sel mengakibatkan apa yang dinamakan potensial aksi jantung.
Pada keadaan istirahat, otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi artinya terdapat perbedaan muatan listrik antara bagian dalam membran yang bermuatan negatif dan bagian luar yang bermuatan positif. Siklus jantung bermula saat dilepaskannya impuls listrik, mulailah fase depolarisasi. Permeabilitas membran sel berubah dan ion bergerak melintasinya. Dengan bergeraknya ion ke dalam sel maka bagian dalam sel akan menjadi positif. Kontraksi otot terjadi setelah depolarisasi.sel otot jantung normalnya akan mengalami depolarisasi ketika sel-sel tetangganya mengalami depolarisasi (meskipun dapat juga terdepolarisasi akabat stimulasi listrik eksternal). Depolarisasi sebuah sel sisrem hantaran khusus yang memadai akan mengakibatkan depolarisasi dan kontraksi seluruh miokardium. Repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar (menjadi lebih negatif),dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium.
Otot jantung,tidak seperti otot lurik atau otot polos,mempunyai periode refraktori yang panjang,pada saat sel tidak dapat distimulasi untuk berkontraksi.Hal tersebut melindungi jantung dari kontraksi berkepanjangan (tetani),yang dapat mengakibatkan henti jantung mendadak.
Kopling elektromekanikal dan kontraksi jantung yang normal tergantung pada komposisi cairan interstisialsekitar otot jantung.Komposisi cairan tersebut pada gilirannya tergantung pada komposisi darah. Maka perubahan konsentrasi kalsium dapat mempengaruhi kontraksi serabut otot jantung. Perubahan konsentrasi kalium darah juga penting,karena kalium mempengaruhi voltase listrik normal sel.
3.      Mekanisme Jantung Sebagai Pompa
Pada kurva EKG, sistolik atrium dimulai setelah gelombang P dan sistolik ventrikel dekat akhir gelombang R dan berakhir segera setelah gelombang T. Kontraksi menghasilkan runtutan perubahan tekanan dan aliran dalam rongga jantung dan pembuluh darah. Perlu dicatat bahwa istilah tekanan sistolik dalam sistem pembuluh darah merujuk pada puncak tekanan tertinggi yang dicapai selama sistolik, bukan tekanan rata-rata; demikian pula halnya, tekanan diastolik merujuk pada tekanan terendah selama diastolik.
Ø  Daya Pompa Jantung
Pada orang yang sedang istirahat jantungnya berdebar sekitar 70 kali semenit dan memompa 70ml setiap denyut (volume denyutan adalh 70 ml). Jumlah darah yang setiap menit dipompa dengan demikian adalah 70 x 70 atau sekitar 5 liter.
Sewaktu banyak bergerak kecepatan jantung dapat menjadi 150 setiap menit dan volume denyut lebih dari 150ml yang membuat daya pompa jantung 20 sampai 25 liter setiap menit.
Setiap menit sejumlah volume yang  sama kembali dari vena ke jantung. Akan tetapi bila pengembalian dari vena tidak seimbang dan ventrikel gagal mengimbanginua dengan daya pompa jantung maka terjadi payah jantung. Vena-vena dekat jantung membengkak berisi darah, sehingga tekanan dalm vena naik. Dan bila keadaan ini tidak sempat ditangani akan terjadi odema.
4.      Sistem Konduksi
Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat yang khusus,yaitu :
1.            Otomatisasi,kemampuan untuk menimbulkan impuls secara spontan.
2.            Irama,kemampuan membentuk impuls yang teratur.
3.            Daya konduksi,kemampuan untuk menyalurkan impuls.
4.            Daya rangsang,kemampuan untuk bereaksi terhadap rangasang.
Berdasarkan sifat-sifat tersebut di atas,maka secara spontan dan teratur jantung akan menghasilkan impuls-impuls yang di salurkan melalui system hantaran untuk merangsang otot jantung dan bisa menimbulkan kontraksi otot. Perjalanan impuls di mulai dari nodus SA ke nodus AV,sampai ke serabut purkinye.
Di dinding atrium kanan terdapat nodus sinoatrial (SA). Sel-sel dari nodus SA memiliki otomatisasi. Karena nodus SA secara normal melepaskan impuls dengan kecepatan lebih cepat dari pada sel jantung lain dengan otomatisasi 60-100 denyut/menit. Jaringan khusus ini bekerja sebagai pemacu jantung normal. Pada bagian bawah septum interatrial terdapat nodus atrioventrikuler (AV). Jaringan ini bekerja untuk menghantarkan,memperlambat,potensial aksi atrial sebelum ia mengirimnya ke ventrikel. Potensial aksi mencapai nodus AV pada waktu yang berbeda. Nodus AV memperlambat hantaran dari potensial aksi ini sampai semua potensial aksi telah di keluarkan atrium dan memasuki nodus AV.
Setelah sedikit perlambatan ini,nodus AV melampau potensial aksi sekaligus,ke jaringan konduksi ventrikular, memungkinkan kontraksi simultan semua sel ventrikel. Pelambatan nodus AV ini juga memungkinkan waktu untuk atrium secara penuh mengejeksi kelebihan darahnya ke dalam ventrikel,sebagai persiapan untuk sistole ventrikel.
5. Pembuluh Darah
v   Arteri
Merupakan pembuluh darah yang keluar dari jantung yang membawa darah ke seluruh bagian dan alat tubuh. Pembuluh darah arteri yang paling besar yang keluar dari ventrikel sinistra disebut aorta. Arteri ini mempunyai dinding yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastis dan terdiri dari 3 lapisan yaitu :
1)      Tunika intima/interna. Lapisan yang paling dalam sekali yang berhubungan dengan darah dan terdiri dari dari jaringan endotel.
2)      Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang sifatnya elastis dan termasuk otot polos.
3)      Tunika eksterna/adventisia. Lapisan yang paling luar sekali terdiri dari jaringan ikat gembur yang berguna menguatkan dinding arteri.
·               Sirkulasi Darah Aorta
Aorta merupakan pembuluh darah arteri yang paling besar, keluar dari jantung bagian ventrikel sinistra melalui aorta asenden, membelok ke belakang melalui radiks pulmonalis sinistra turu sepanjang kolumna vertyebralis, dan menembus diafragma turun ke abdomen. Jalan aorfta terdiri dari 3 bagian yaitu Aorta asendens, arkus aorta, dan aorta desenden.
Aorta Asendens muncul pada basis ventrikel kiri berjalan ke atas dan ke depan, panjangnya kira-kira 5cm, mempunyai 2 cabang, yaitu arteri koronaria dekstra dan arteri koronaria sinistra.
Ø  Arteri koronaria dekstra berasal dari sinus anterior. Aorta memberikan darah untuk belahan jantung sebelah kanan untuk menghidupi sel-sel otot miokardium.
Ø  Arteri koronaria sinistra memberikan darah untuk jantung sebelah kiri yang berasal dari sinus posterior aorta untuk menghidupi otot lapisan miokardium.
Arkus Aorta merupakan lanjutan dari aorta asendens yang melengkung kea rah kiri, terletak di belakang manubrium sterni, berjalan keatas, ke belakang, dank e kiri depan trakea kemudian berjalan kebawah sebelah kiri trakea setinggi angulus sterni. Arkus aorta mempunyai cabang, yaitu aorta brakhiosefalika, aorta subklafia sinistra, dan aorta karotis komunis sinistra. Bagian yang melengkung kearah kiri di depan trakea sedikit turun ke bawah sampai ke vertebrae torakalis ke--4. Arkus aorta mempunyai 3 cabang, yaitu arteri anonima, arteri karotis komunis sinistra, dan arteri subklavia sinistra.
1.            Arteri Anonima merupakan arteri terbesar setelah arkus aorta yang mempunyai cabang arteri karotis komunis dekstra yang memberikan darah untuk anggota gerak atas kanan.
2.            Arteri karotis komunis sinistra memberikan darah untuk kepala.
3.            Arteri Subklavia Sinistra memberikan darah untuk anggota gerak atas kiri.
Aorta Desenden merupakan lanjutan dari arkus aorta, menurun mulai dari vertebr ae torakalis ke-4 sampai vertebrae lumbalis ke-4. Aorta berjalan di sebelah kiri korpus vertebrae setinggi angulus sterni kemudian berjalan ke bawah mediasstinum vertebrae ke-12 melewati hiatus aortikus diafragma digaris tengah dan berlanjut ke bawah sampai lumbalis ke-4. Aorta desenden mempunyai 2 cabang, yaitu aorta torakalis dan aorta abdominalis.
1.            Aorta Torakalis
Aorta torakalis merupakan lanjutan dari arkus aorta di sebelah kiri tepi bawah korpus vertebrae torakalis ke-12 yang memberikan darah untuk rongga dada, terdapat di depan ruas- ruas tulang punggung. Dibelakang aorta torakalis terdapat kolumna vertebralis cabang-cabangnya antara lain rongga toraks dan dinding toraks.
Arteri yang paling besar di dalam tubuh yaitu aorta dan arteri pulmonalis, garis tengahnya kira-kira 1-3 cm, arteri ini mempunyai cabang-cabang keseluruh tubuh yang disebut arteriol yang akhirnya akan menjadi pembuluh darah rambut (kapiler).
Arteri mendapat darah dari darah yang mengalir di dalamnya tetapi hanya untuk tunika intima, sedangkan untuk lapisan lainnya mendapat darah dari pembuluh darah yang disebut vasa vasorum.
Disamping itu arteri dapat mengecil dan melebar (kontriksi dan dilatasi) disebabkan pengaruh saraf dari susunan saraf otonom yang disebut vasomotor (vasodilator dan vasokonstruktor).
a.            Arteri Rongga Perut
1)            Arteri Seliaka. Arterinya sangat pendek, berasak dari aorta abdominalis, terletak dibelakang bursa omentalis, dan mempunyai tiga cabang, yaitu arteri gastrika sinistra, arteri lienalis, dan arteri hepatica.
o      Arteri gastrika sinistra berjalan ke kardiak lambung dan memutar ke kanan sepanjang kurvatura minor lambung, beranastomosa dengan aorta gastrika dekstra.
o      Arteri lienalis berada disepanjang pinggir atas pancreas dan dibelakang lambung. Arteri ini masuk ligamentum lienoralis, berjalam ke hilus limpa, dan bercabang, yaitu arteri gastroepiploika sinistra dan arteri gastrika brevis.
o      Arteri hepatica berjalan ke depan dan ke kanan antara lapisan omentum minus, terletak didepan sebelah kiri duktus koleduktus dan di depan vena portae, memperdarahi lobus-lobus hati, dan memiliki cabang yaitu: arteri gastrika dekstra yang berasal dari arteri arteri hepatica dan berjalan ke dalam omentum minus sepanjang kurvatura minor lambung; arteri gastroduodenalis superior dan arteri hepatica dekstra dan sinistra yang mempercabangkan arteri sistika yang berjalan ke leher kandung empedu.
2)            Arteri splenika (lienalis) memperdarahi pancreas, duodenum superior, dan inferior dan berjalan berkelok sepanjang pancreas masuk ke limpa dan hilus limpa.
3)            Arteri mesenterika superior memperdarahi bagian distal duodenum, ileum, sekum, apendiks, kolon asendens, dan kolon transversum. Arteri mesenterika superior berasal dari permukaan depan arteri abdominalis dan berjalan kebawah kanan antara lapisan mesentrium usus halus. Cabangnya terdiri dari: arteri pankreatika duodenalis inferior yang memperdarahi pancreas bagian duodenum; arteri kolika media yang memperdarahi kolon transfersum kanan dan kiri; arteri kolika dekstra yang berjalan ke kanan memperdarahi kolon asendens dan bercabang menjadi ramus asendens dan desendens; dan arteri ilokilika yang berjalan ke bawah dan beranastomosis dengan arteri mesenterika sup.
4)            Arteri  ranalis merupakan cabang dari arteri abdominalis, masing-masing arteri rrenalis menjadi arteri segmentalis dan masuk ke dalam hilus ginjal, tersebar ke segmen ginjal menjadi arteri lobaris. Setiap arteri lobaris mempercabangkan lagi menjadi arteri aquarta dan menjadi interlobularis yang berjalan diatas korteks.
5)            Arteri spermatika ovartika. Pada laki-laki, arteri spermatika memperdarahi testes dan pada wanita arteri ovarika memperdarahi ovarium.
6)            Arteri mesenterika inferior memperdarahi sepertiga distal kolon transversum fleksura kolika sinistra, kolon desendens, kolon sigmoid rectum, dan setengah atas anus. arteri mesenterika inferior berasal dari arteri abdominalis dan bercabang menjadi arteri iliaka komunis dan berubah menjadi arteri rektalis superior. Arteri mesenterika inferior memiliki cabang yaitu: kolika sinistra yang memperdarahi kolon transfersum fleksura koli sinistra, dan kolon desendens atas; arteri sigmoidea yang memperdarahi kolon desendens dan sigmoid; dan arteri rektalis superior yang memperdarahi rectum dan setengah anus beranastomosis dengan arteri rektalis superior.
7)            Arteri marginalis merupakan cabang dari arteri mesenterika superior dan beranastomosis dengan arteri rektalis superior.

b.            Arteri Dinding Abdomen Muka dan Belakang
1)            Frenikus inferior merupakan cabang dari arteri abdominalis yang memperdarahi diafragma bagian bawah.
2)            Arteri subkostalis memperdarahi otot-otot iga melayang.
3)            Epigastrika superior masuk ke dalam muskulus rektus abdominus, berjalan turun ke belakang dan beranastomosis dengan epigastrika inferior.
4)            Arteri lumbalis memperdarahi kulit dan otot punggung sumsum tulang belakang.

c.             Rongga panggul
Arteri illiaka komunis berawal dari arteri desendens, ketika sampai pada vertebrae lumbalis ke-4 akan bercabang menjadi arteri illiaka komunis sinistra, berjalan kebawah dan lateral sepanjang tepi medial muskulus psoas.
1)            Arteri illiaka interna, masuk ke rongga pelvis depan artikulasio sakralis dan pada tepi atas foramen iskhiadika mayor membelah menjadi ramus anterior dan posterior, memberikan cabangnya untuk memperdarahi visera pelvis, peritoneum, bokong, dan kanalis sakralis. Cabangya terdiri dari: arteri sakralis media, masuk pelvis di depan promontorium, dan berjalan kebawah pada permukaan anterior sacrum dengan arteri sakralis lateralis; arteri rektalis superior, memperdarahi rectum dan testes pada laki-laki; arteri ovarika, memperdarahi ovarium pada wanita; dan arteri uterine, memperdarahi uterus.
2)            Arteri illiaka eksterna berjalan sepanjang tepi medial m. psoas mengganti tepi pelvis, bercabang menjadi arteri epigastrika inferior dan arteri sirkumfleksa illium profundus dan sebelum berjalan di bawah ligamentum berubah menjadi arteri femoralis. Arteri femoralis, memasuki paha melalui bagian belakang ligamentum inguinal, lanjutan dari illiaka eksterna. Arteri ini memperdarahi tungkai menurun vertical ke tuberkulum adductor femoralis dan berakhir pada m. adductor magnus memasuki septia poplitea sebagai arteri poplites. Cabang arteri femoralis yaitu: arteri sirkumfleksa superfisialis, cabang melalui hiatus safenus ke region spina illiaka anterior superior arteri apigastrika superfisialis melintasi ligamentum inguinal berjalan region umbilikalis. Arteri profunda femoralis merupakan cabang besar yang timbul disisi lateral arteri femoralis, memasuki ruang medial paha dan berjalan turun di antara m. abductor brevis. Cabang-cabangnya yaitu arteri sirkumfleksa femoris medialis, untuk otot ruang paha; arteri sirkumflexa femoris lateralis, membentuk anastomosis; arteri ferforantis, beranastomosis dengan arteri glute inferior dan arteri sirkumfleksa membantu menyuplai darah untuk sendi lutut.
3)            Arteri poplitea, memasuki fossa poplitea melalui lubang pada m. abductor magnus dan berakhir pada m. popliteus yang kemudian pecah menjadi arteri tibialis anterior dan arteritibialis posterior.
a)            Arteri tibialis anterior, berjalan ke depan dalam ruang anterior tungkai bawah menurun pada permukaan membrane interosa. Pada tendo m.ekstentor digitorum longus sisi lateral terdengar denyut nadi yang mudah diraba dan di depan sendi pergelangan kaki arteri ini menjadi arteri dorsalis pedis. Arteri plantaris medialis, cabang dari arteri tibialis anterior berjalan ke depan bawah m. abductor hallucis medial, menyuplai darah untuk ibu jari kaki, dan member cabang untuk m. kalkaneus dan artikular.
b)            Arteri tibia posterior, dari m. poplitea berjalan turun ke dalam m. gastroknemius dan m. soleus pada permukaan posterior tibia pada bagian bawah tungkai 2,5 cm di tepi sendi kalkaneus yang ditutupi kulit dan fasia, bercabang menjadi arteri plantaris medialis dan lateralis. Arteri tibialis posterior memiliki cabang-cabang yaitu; arteri peronea menembus membrane interrosa mencapai bagian bawah tungkai depan dan arteri nutrisia, memperdarahi tibia. Arteri plantaris lateralis, cabang besar dari arteri tibialis posterior berjalan ke depan bawah m. abductor hallucis dan m. fleksor digitorum brevis membentuk arkus plantaris dan bergabung dengan arteri dorsalis, bercabang ke arteri digitis plantaris ke sisi keempat jari kaki lateral.
c)            Arteri dorsalis pedis, memasuki telapak kaki diantara kaput m. interrosa dorsalis pertama, bergabung dengan arteri plantaris lateralis dengan cabangnya metatarsa plantaris pertama, menyuplai darah untuk celah ibu jari kaki dan jari kedua. Cabang-cabangnya yaitu arteri tarsalis lateralis, dibawah sendi pergelangan kaki; arteri arkuarta, dibawah tendo otot ekstentor bercabang ke metatarsal jari-jari; dan arteri metatarsal dorsalis pertama, menyuplai darah untuk kedua sisi ibu jari kaki.
d.      Sirkulasi Arteri Kepala dan Leher
Arteri kepala dan leher disuplai oleh arteri karotis komunis dekstra dan sinistra. Bagian dekstra agak pendek yang merupakan cabang dari aorta anonima dan sinistra lebih panjang karena langsung dari arkus aorta. Pada masing-masing sisi menuju ke atas leher dibawah otot sternomastoid dan pada ketinggian perbatasan atas kartilago tiroid membagi diri menjadi dua, yaitu :
1)            Arteri karotis eksterna yang menyuplai darah bagian leher dan kepala. Percabangan arteri karotis eksterna :
a)            Arteri tiroid superior merupakan bagian depan karotis eksterna yang menembus membrane tiroidea bersama langus laringeus internus.
b)            Arteri faringea asendens merupakan cabang bawah karotis eksterna yang mempunyai cabang yang banyak dan kecil-kecil untuk memperdarahi faring dan struktur sekitarnya.
c)            Arteri lingualis merupakan permukaan karotis eksterna yang masuk ke origo mandibularis di atas nervus hypoglassus untuk otot lidah.
d)           Arteri fasialis berawal dari permukaan anterior aorta karotis interna mencapai bagian posterior glandula submandibularis rahang bawah.
e)            Arteri oksipitalis berhadapan dengan arteri fasialis, berjalan ke atas mencapai bagian belakang kulit kepala, dan bagian ujung bersama dengan n. oksipitalis mengurus kulit kepala bagian belakang.
f)             Arteri aurikularis posterior berjalan ke atas belakang sepanjang tepi atas venter posterior m. digastrik dibawah glandula parotis antara kulit kepala belakang dengan aurikula.
g)            Arteri maksilaris bagian belakang rahang atas.

2)            Arteri karotis interna yang tidak bercabang di leher. Pada masing-masing sisi merupakan percabangan terminal dari arteri karotis komunis. Arteri ini menuju ke atas dalam leher melalui kanalis karotis. Pada os temporalis, arteri ini bersatu dalam tengkorak dimana arteri tersebut menyebar dan terletak di dalam sinus kavernosus dan berakhir pada arteri serebri anterior dan media. Percabangan arteri karotis interna :
a)            Arteri oftalmika keluar dari sinus kavernosus masuk ke orbita lewat kanalis optikus di bawah dan lateral n. optikus. Arteri ini berfungsi memperdarahi mata.
b)            Arteri kommunikan posterior berjalan ke belakang dan bergabung dengan aorta serebri posterior.
c)            Arteri koroidea merupakan cabang kecil yang berjalan ke belakang memasuki kornu inferior ventrikulus lateralis dan berakhir dalam plexus khoroideus.
d)           Arteri serebri anterior berjelan ke depan medial, masuk ke fisura longitudineus serebri, dan bergabung dengan aorta kommunikans anterior untuk memperdarahi korteks serebri dan hemisfer otak.
e)            Arteri serebri media merupakan cabang terbesar dari aorta karotis media interna yang berjalan ke lateral dalam sulkus lateralis. Arteri ini masuk ke seluruh korteks motorik, cabang-cabang sentralnya masuk ke substansia grisea dalam hemisfer serebri.
f)             Arteri nasalis berjalan ke depan untuk memperdarahi hidung.
·               Arteri vertebralis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar